This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Halaman

Selasa, 28 Mei 2013

KNOWLEDGE PORTALS


KNOWLEDGE PORTALS

Portals adalah aplikasi berbasis web, yang memberikan akses terhadap informasi secara online, menjamin keamanan terhadap partisipan dalam proses bisnis dan berkolaborasi dengan pengguna melalui integrasi aplikasi Web eksternal dan sistem back-office internal .

contoh EKP yang suskes adalah Cisco's Employee Connection. portal tersebut menyediakan akses ke intranet perusahaan kapan dan dimana saja; portal terseut dihitung dapat menghemat sebesar $550 juta setiap tahunnya, dimana yang paling menentukan adalah improved self service. tujuan dari sistem tersbut adalah untuk menghubungkan sebanyak mungkin sistem dan aplikasi sehingga pengguna memiliki tempat masuk tunggal ke dalam Cisco's information systems.


Tujuan portal adalah memberikan informasi yang relevan terhadap pekerja perusahaan, mempercepat memperoleh partner pemasok dan pelanggan, mengurangi kompleksitas dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan.

Categories of Portal Tools
Collaboration dapat dilakukan melalui pesan, aliran kerja dan diskusi database. Digunakan dalam membentuk suatu (groupware). Kebutuhan untuk komunikasi diantara user yang berkolaborasi.


Minggu, 19 Mei 2013

KNOWLEDGE MANAGEMENT LIFE CYCLE

 KNOWLEDGE MANAGEMENT LIFE CYCLE 
     knowledge Management Lifecycle Proses knowledge management system merupakan IT-based system yang dibangun untuk mendukung dan mengembangkan knowledge yang ada di organisasi. Knowledge management lifecycle dapat diterapkan pada konteks teknologi informasi dari sistem knowledge management. Berdasarkan model siklus knowledge management lifecycle terdapat empat tahapan yaitu creation, storage atau retrieval, transfer dan application.  

proses creation adalah proses identifikasi knowledge yang ada di perusahaan, serta usaha memunculkan knowledge baru dari proses pembelajaran. Model ini menyadari bahwa knowledge creation di organisasi melibatkan interkasi yang berkelanjutan diantara tacit dan explicit knowledge serta bergerak secara spiral ketika knowledge berpindah melalui individu, kelompok dan organisasi. Nonaka dan Takeuchi telah mengidentifikasikan empat model dari knowledge creation yaitu socialization, externalization, combination dan internalization. Model ini dikenal sebagai model SECI.

Proses creation diikuti oleh proses storage atau retrieval, yaitu kegiatan penyimpanan knowledge ke dalam bentuk yang dapat dengan mudah diakses dan diambil lagi pada lain waktu. Proses berikutnya adalah pengambilan dan transfer knowledge yang telah tersimpan dalam basis knowledge, baik itu antara individu, kelompok, organisasi, ataupun dari dokumen yang tersimpan. Proses application merupakan proses pengaplikasian dari knowledge hingga knowledge bisa digunakan. Menurut Alavi dan Leidner aspek penting dari teori berbasis knowledge dari suatu organisasi adalah bahwa sumber dari keunggulan kompetitif berada dalam knowledge application dan bukan dalam pengetahuan itu sendiri. Dalam hal ini peran teknologi dapat mendukung knowledge application dengan melekatkan pengetahuan ke dalam rutinitas organisasi.

Berdasarkan model siklus dari Alavi dan Leidner dapat disimpulkan bahwa knowledge management lifecycle dapat diterapkan pada konteks teknologi informasi dari sistem knowledge management.


Referensi

KNOWLEDGE SHARING

Knowledge Sharing
Berbagai definisi diutarakan mengenai pengertian pengetahuan. Pengetahuan bukan merupakan suatu data atau informasi, namun dapat berhubungan dengan keduanya (Davenport dan Prusak, 2000). Pengetahuan didefinisikan sebagai: a fluid mix of framed experience, value, contextual information, and expert insight that provides a framework for evaluating and incorporating new experiences and information. It origins and is applied in the minds of knowers. In organisation, it often becomes embedded not only in documents or repositories buat also in organizational routines, processs, practices, and norms (Davenport dan Prusak, 1998).

Knowledge sharing didefinisikan sebagai sebuah pertukaran pengetahuan antar dua individu; satu orang yang mengkomunikasikan pengetahuan, seorang lainnya mengasimilasi pengetahuan tersebut (Jacobson, 2006). Penelitian lain mengartikan knowledge sharing sebagai "the exchange or transfer process of fact, opinions, ideas, theories, princples and model within and between organizations include trial and error, feedback, and mutual adjustment of both the sender and receiver of knowledge" (Szulanski, 1996). Definisi diatas diperluas lagi dengan pernyataan bahwa knowledge sharing merupakan proses dimana individu secara kolektif dan iteratif memperbaiki sebuah pemikiran, gagasan, atau saran sesuai dengan petunjuk pengalaman (West dan Mayer, 1997). Gasasan awalnya dapat dimodifikasi secara progresif atau ditolak secara terus-menerus sampai perspektif bersama muncul. Ireland, Hitt dan Vaidyanath (2002) mendefinisikannya sebagai proses mengembangkan, mentransfer, mengintegrasikan dan menggunakan pengetahuan secara efektif dan efisien.

Hooff dan Ridder (2004) memberikan pemahaman mengenai knowledge sharing sebagai proses dimana para individu secara mutual mempertukarkan pengetahuan mereka (tacit and explisit) dan secara terpadu menciptakan pengetahuan baru. Definisi ini memberi gambaran bahwa dlihat dari segi perilaku knowledge sharing terdiri dari dua hal, yaitu:
  1. knowledge donating, yaitu bagaimana seseorang mengkomunikasikan model intelektual individu seseorang kepada yang lainnya.
  1. knowledge collecting, yaitu bagaimana seseorang berkonsultasi kepada pihak lain untuk melakukan model intelektual individu yang dimiliki.

Rabu, 15 Mei 2013

Learning From Data



Data Warehouse
Data warehouse adalah suatu paradigma baru dilingkungan pengambilan keputusan strategik. Data warehouse bukan suatu produk tetapi suatu lingkungan dimana user dapat menemukan informasi strategic [Poniah, 2001, h.14]. Data warehouse adalah kumpulan data-data logik yang terpisah dengan database operasional dan merupakan suatu ringkasan.

Adapun karakteristik dari data warehouse [Poniah, 2001,h.20-24] adalah sebagai berikut.
1. Berorientasi subyek
Data warehouse adalah tempat penyimpanan berdasakan subyek bukan berdasakan aplikasi. Subyek merupakan bagian dari suatu perusahaan. Contoh subyek pada perusahaan manufaktur adalah penjualan, konsumen, inventori, daln lain sebagainya. Sumber: Poniah, 2001,h.21
Gambar 1. perbedaan data warehouse dan database operasional Untuk lebih jelasnya mengenai perbedaan antara database operasional dengan data warehouse bisa dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
2. Data yang terintegrasi
Sumber data yang ada dalam data warehouse tidak hanya berasal dari database operasional (internal source) tetapi juga berasal dari data diluar sistem (external source). Data pada sumber berbeda dapat di-encode dengan cara yang berbeda. Sebagai contoh, data jenis kelamin dapat dienkode
sebagai 0 dan 1 di satu tempat dan ”m” dan ”f” di tempat lain.
3. Nonvolatile
Data dalam database operasional akan secara berkala atau periodic dipindahkan kedalam data warehouse sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Misal perhari, perminggu, perbulan, dan lain sebagainya. Sekali masuk ke dalam data warehouse, data adalah read-only . Pada gambar 2
dibawah ini bisa dilihat bahwa database OLTP bisa dibaca, diupdate, dan dihapus. Tetapi pada database data warehouse hanya bisa dibaca.Sumber: Poniah, 2001,h.24 Gambar 2 Data warehouse adalah nonvolatile
4. Time-Variant
Sistem operasional mengandung data yang bernilai sekarang sedangkan data dalam data warehouse mengandung data tidak hanya data terkini tetapi juga data history yang akan digunakan dalam analisis dan pengambilan keputusan. Waktu adalah dimensi penting yang harus didukung oleh semua data warehouse. Data untuk analisis dari berbagai sumber berisi berbagai nilai waktu, misalkan harian, mingguan, dan bulanan.
5. Ringkas
Jika diperlukan, data operasional dikumpulkan ke dalam ringkasanringkasan.
6. Granularity
Pada sistem operasional data dibuat secara real-time sehingga untuk mendapatkan informasi langsung dilakukan proses query. Pada data warehouse pada menganalisis harus memperhatikan level-of-detail misalkan perhari, ringkasan perbulan, ringkasan per-tiga-bulan.
7. Tidak ternormalisasi
Data di dalam sebuah data warehouse biasanya tidak ternormalisasi dan
sangat redundan. Dasar dari suatu data warehouse adalah suatu data yang besar yang mengandung informasi bisnis. Data-data yang ada di dalam data warehouse bisa berasal dari banyak sumber, misalkan dari database operasional atau transaksional dan sumber dari luar misalkan dari web, penyedia jasa informasi, dari perusahaan lain, dan lain sebagainya. Data warehouse mengandung beberapa elemen penting antara lain [Mallach, 2000,h.473]:
1. Sumber data yang digunakan oleh data warehouse, database transaksional dan sumber data eksternal.
2. Proses ETL (Extraction, Transformation, Loading) dari sumber data kedatabase data warehouse.
3. Membuat suatu ringkasan atau summary terhadap data warehouse misalkan dengan menggunakan fungsi agregat.
4. Metadata.
Metadata mengacu data tentang data. Metadata menguraikan struktur dan beberapa arti tentang data, dengan demikian mendukung penggunaan efektif atau tidak efektif dari data.
5. Database data warehouse.
Database ini berisi data yang detail dan ringkasan data dari data yang ada di dalam data warehouse. Karena data warehouse tidak digunakan dalam proses transaksi individu, maka databasenya tidak perlu
diorganisasikan untuk akses transaksi dan untuk pengambilan data, melainkan dioptimisasikan untuk pola akses yang berbeda di dalam analisis.
6. Query Tools yaitu dengan OLAP (Online Analytical Processing ) dan data
mining. Tool untuk query ini meliputi antarmuka pengguna akhir dalam mengajukan pertanyaan kepada database, dimana proses ini disebut sebagai On-line Analytical Processing (OLAP). Tool ini juga terdiri dari tool otomatis yang menemukan pola-pola di dalam data, yang sering disebut sebagai data mining. Data warehouse harus memiliki salah satu dari kedua tipe ini atau malah kedua-duanya.
7. User.Pengguna yang memanfaatkan data warehouse tersebut.


Sumber :
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CDkQFjAA&url=http%3A%2F%2Fresearch.amikom.ac.id%2Findex.php%2FJD%2Farticle%2Fdownload%2F484%2F106&ei=gTmTUYCpIdGzrAfFnoHwCA&usg=AFQjCNFtloo_TrvVhq426zLVjFyXothEpA&sig2=MvSVBr2RUVNXSg5unVIHHQ&bvm=bv.46471029,d.bmk

Knowledge Codification Tools




FRAMES
Analisis framing merupakan salah satu alternatif model analisis yang dapat mengungkap rahasia dibalik sebuah perbedaaan bahkan pertentangan media dalam mengungkapkan fakta. Analisis framing dipakai untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai oleh media. Dengan demikian realitas sosial dipahami, dimaknai, dan dikonstruksi dengan bentukan dan makna tertentu. Elemen-elemen tersebut bukan hanya bagian dari teknis jurnalistik, melainkan menandakan bagaimana peristiwa dimaknai dan ditampilkan. Inilah sesungguhnya sebuah realitas politik, bagaimana media membangun, menyuguhkan, mempertahankan, dan mereproduksi, suatu peristiwa kepada pembacanya. Melalui analisis framing akan dapat diketahui siapa menendalikan siapa, siapa lawan siapa, mana kawan mana lawan, mana patron dan mana klien, siapa diuntungkan dan siapa dirugikan, siapa menindas dan siapa tertindas, dst. Kesimpulan-kesimpulan seperti ini sangat mungkin diperoleh karena analisis framing merupakan suatu seni-kreativitas yang memiliki kebebasan dalam menafsirkan realitas dengan menggunakan teori dan metodologi tertentu. Ada dua esensi utama dari analisis framing yaitu, Pertama, bagaimana peristiwa dimaknai. Ini berhubungan dengan bagian mana yang diliput dan mana yang tidak diliput. Kedua, bagaimana fakta ditulis. Aspek ini berhubungan dengan pemakaian kata, kalimat, dan gambar untuk mendukung gagasan.





Pengertian Frames Menurut para ahli :
  • Gamson dan Modigliani
Frame adalah cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana.
Berdasarkan konsepnya, Gamson mendefinisikan framing dalam dua pendekatan yaitu,
  1. Pendekatan kultural dalam level kultural, frame pertama-tama dapat dimaknai sebagai batasan-batasan wacana serta elemen-elemen konstitutif yang tersebar dalam konstruksi wacana.
  1. Pendekatan psikologis dalam level individual, individu selalu bertindak  atau mengambil keputusan secara sadar, rasional, dan intensional. Individu selalu menyertakan pengalaman hidup, wawasan sosial, dan kecenderungan psikologisnya dalam menginterpretasi pesan yang ia terima.
  • Gitlin
Frame sebagai seleksi, penegasan, dan eksklusi yang ketat. Ia menghubungkan konsep tersebut dengan proses memproduksi berita.
Konsepsi framing dari para konstruksionis dalam literatur sosiologi ini memperkuat asumsi mengenai proses kognitif individual—penstrukturan representasi kognitif dan teori proses pengendalian informasi—dalam psikologi.
  • Entman
Melihat Framing dalam dua dimensi besar yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek realitas. Kedua faktor ini dapat lebih mempertajam framing berita melalui proses seleksi isu yang layak ditampilkan dan penekanan isi beritanya. Perspektif wartawanlah yang akan menentukan fakta yang dipilihnya, ditonjolkannya, dan dibuangnya. Di balik semua itu, pengambilan keputusan mengenai sisi mana yang ditonjolkan tentu melibatkan nilai dan ideologi para wartawan yang terlibat dalam proses produksi sebuah berita. Framing memiliki impilkasi penting bagi komunikasi politik. Sebab framing memainkan peran utama dalam mendesakkan kekuasaan politik, dan frame dalam teks berita sungguh merupakan kekuasaan yang tercetak—ia menunjukkan identitas para aktor atau interest yang berkompetisi untuk mendominasi teks.  Konsep framing menurut Entman, secara konsisten menawarkan sebuah cara untuk mengungkap the power of a communication text. Framing analysis dapat menjelaskan dengan cara yang tepat pengaruh atas kesadaran manusia yang didesak oleh transfer informasi dari sebuah lokasi, seperti pidato, ucapan/ungkapan, news report, atau novel. Framing, scara esensial meliputi penseleksian dan penonjolan. Membuat frame adalah menseleksi beberapa aspek dari suatu pemahaman realitas, dan membuatnya lebih menonjol di dalam suatu teks yang dikomunikasikan sedemikian rupa sehinggamempromosikan sebuah definisi permasalahan yang khusus, interpretasi kausal, evaluasi moral, dana atau merekomendasikan penanganannya.
  • G.J. Aditjondro
Mendefinisikan framing sebagai metode penyaajian realitas dimana kebenaran, tentang suatu kejadian, tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan sorotan terhadap aspek-aspek tertentu saja, dengan menggunakan istilah-istilah yang punya konotasi tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi lainnya. Proses framing merupakan bagian tak terpisahkan dari proses penyuntingan yang melibatkan semua pekerja di bagian keredaksian media cetak. Proses framing menjadikan media massa sebagai arena dimana informasi tentang masalah tertentu diperebutkan dalam suatu perang simbolik antara berbagai pihak yang sama-sama menginginkan pandangannya didukung pembaca.
Pada umumnya, terdapat tiga tindakan yang biasa dilakukan pekerja media massa, khususnya oleh komunikator massa, tatkala melakukan konstruksi realitas politik yang berujung pada pembentukan makna atau citra mengenai sebuah kekuatan politik, yaitu:
  1. Dalam hal pilihan kata (simbol) politik. Dalam komunikasi politik, para komunikator bertukar citra-citra atau makna-makna melelui lambang. Mereka saling menginterpretasikan pesan-pesan (simbol-simbol) politik yang diterimanya.
  1. Dalam melakukan pembingkaian (framing) peristiwa politik. Untuk kepentingan pemberitaan, komunikator massa seringkali hanya menyoroti hal-hal yang “penting” (mempunyai nilai berita) dari sebuah peristiwa politik. Ditambah pula dengan berbagai kepentingan, maka konstruksi realitas politik sangat ditentukan oleh siapa yang memiliki kepentingan (menarik keuntungan atau pihak mana yang diuntungkan) dengan berita tersebut.
  1. Menyediakan ruang atau waktu untuk sebuah peristiwa politik. Justru hanya jika media massa memberi tempat pada sebuah peristiwa politik, maka peristiwa akan memperoleh perhatian dari masyarakat. Semakin besar tempat yang diberikan semakin besar pula perhatian yang diberikan oleh khalayak. Pada konteks ini media massa memiliki fungsi agenda setter sebagaimana yang dikenal dengan teori Agenda Setting.


Referensi link
http://duniailmukomunikasi.blogspot.com/2011/06/teori-analisis-framing-analisis-bingkai.html

Selasa, 14 Mei 2013

Others Techniques to Capture Tacit Knowledge


Nominal Group Technique
The nominal group technique yang dikembangkanoleh Andre P. Delbcqdan Andrew H. Van de Ven The nominal group technique/ kelompok nominal adalah suatu teknik peran serta dalam pengambilan keputusan yang lebih jarang digunakan ketimbang brainstorming. Ini berarti juga teknik untuk mengumpulkan pandangan dan penilaian personal dalam suasana ketidakpastian, ketidaksepakatan pada inti persoalan lalu mencari jalan keluar terbaik. Dalam the nominal group technique, pandangan pribadi masing-masing orang memegang peranan penting. The nominal group technique tepat dipakai untuk kelompok kecil yang beranggotakan tidak lebih dari sama dengan 14 orang. Hal demikian karena dengan jumlah anggota yang sedikit persidangan relative dapat diselesaikan lebih cepat. Terdapat tiga elemen penting yang seyogyanya diperhatikan jika hendak memakai the nominal group technique. Elemen pertama, ada sebuah dan hanya sebuah saja pertanyaan yang sudah dipikirkan matang dan dirumuskan. Elemen kedua ialah ada sekelompok orang dengan tugas khusus dan ahli dalam masalah yang akan didiskusikan. Elemen ketiga tidak lain pemimpin kelompok yang dapat memimpin. Tugas pemimpin kelompok hanyalah menjadi fasilitator dan tidak mempengaruhi berlangsungnya persidangan seperti mengusulkan suatu rekomendasi.


Berdasarkan nominal group technique  yang akan diterapkan dalam study kasus perpustakaan, kami akan membagi kelompok menjadi 2 team yaitu

·         Team pertama memiliki pandangan sebagai pengunjung perpustakaan
·         Team kedua dibentuk sebagai orang yang memiliki pandangan sebagai penguna system atau petugas perpustakaan.
Didalam NGT para ahli akan harus mampu mengambil keputusan didalam proses pembangunan suatu system berbasis system informasi managemen pengetahuan haruslah memiliki pola pandang yang sama walaupun arah pandangannya berbeda-beda.
Pertanyaan inti dalam membangun system ini adalah “Apa yang dapat dilakukan oleh system?”.
Denganpembagian team menjadi 2 yang memiliki pandangan yang berbeda diharapkan system yang dibangun dapat memenuhi ekspektasi dari kedua pandangan tersebut dimana antara pandangan penguna system dan pengunjung perpustakaan berbeda tetapi ada fungsi yang harus dimiliki berdasarkan kebutuhan 2 pandangan tersebut.

Capturing Tacit Knowledge

I. Interview

1. Kapan di dirikannya Perpustakaan Di
Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan (FKIK) Syarif Hodayatullah?
2. Berapa banyak buku yang tersedia di perpustakaan?
3. Berapa banyak anggota perpustakaan sampai sekarang?
4. Jam berapa perpustakaan di buka& di tutup?
5. Bagaimana caranya untuk mendaftar menjadi anggota perpustakaan?
6. Bagaimana cara peminjaman buku di perpustaan ini?
7. Berapa lama jangka waktu peminjaman buku?
8. Apabila peminjam buku terlambat mengembalikan buku, berapakah denda yang harus di bayar oleh peminjam?
9. Berapakah maksimal buku yang di perbolehkan oleh pihak perpustakaan untuk sekali peminjaman?

10. Apakah pihak Perpustaan tertarik dengan pengembangan System Informasi berbasis Komputer?

II. Quistioner
1.   Seberapa jauh Anda mengetahui tentang perpustakaan ?
a.tahu               
b.sangat tahu              
c.tidak tahu
2.  Apakah anda menyukai layanan pada perpustakaan ini?
a.suka             

b.sangat suka                
c.tidak suka
3. Apakah anda sering mengunjungi perpustakaan ini?
a.sering                                     

b.sangat sering                         
c.tidak sama sekali
4.bagaimana tanggapan anda dengan system yang berjalan sekarang ?
a.puas                           

b.cukup puas                
c.sangat puas
5. Menurut Anda,Apakah buku yang tersedia diperpustakaan ini sudah lengkap?
a.lengkap                      

b.cukup lengkap                       
c.sangat lengkap
6. Apakah dalam peminjaman buku petugas  memberikan layanan yang memuaskan ?
a.sudah puas                             

b.cukup puas                            
c.sangat puas
7.Apakah proses pencariaan buku berlangsung dengan cepat/buku mudah ditemukan?
a.lambat                                    

b.cepat                                      
c.sangat cepat
8. Apakah fasilitas yang ada dalam perpuastakaan ini sudah memuaskan?
a.sudah puas                             

b.cukup puas                            
c.sangat puas
9. Menurut Anda, bagaimana dengan keamanan buku serta barang-barang  yang  ada di perpustakaan ini?
a.belum aman                           

b.sudah aman                           
c.sangat aman
10. Bagaimana menurut Anda Apabila terjadi pengembagan sistem pada perpustakaan ini ?
a.setuju                                                 

b.sangat  setuju                                    
c.tidak setuju