FRAMES
Analisis framing
merupakan salah satu alternatif model analisis yang dapat
mengungkap rahasia dibalik sebuah perbedaaan bahkan pertentangan media dalam
mengungkapkan fakta. Analisis framing
dipakai untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai oleh media.
Dengan demikian realitas sosial dipahami, dimaknai, dan dikonstruksi dengan
bentukan dan makna tertentu. Elemen-elemen tersebut bukan hanya bagian dari
teknis jurnalistik, melainkan menandakan bagaimana peristiwa dimaknai dan
ditampilkan. Inilah sesungguhnya sebuah realitas politik, bagaimana media
membangun, menyuguhkan, mempertahankan, dan mereproduksi, suatu peristiwa
kepada pembacanya. Melalui analisis framing
akan dapat diketahui siapa menendalikan siapa, siapa lawan siapa,
mana kawan mana lawan, mana patron dan mana klien, siapa diuntungkan dan siapa
dirugikan, siapa menindas dan siapa tertindas, dst. Kesimpulan-kesimpulan
seperti ini sangat mungkin diperoleh karena analisis framing merupakan suatu
seni-kreativitas yang memiliki kebebasan dalam menafsirkan realitas dengan
menggunakan teori dan metodologi tertentu. Ada dua esensi utama dari analisis framing yaitu, Pertama, bagaimana
peristiwa dimaknai. Ini berhubungan dengan bagian mana yang diliput dan mana
yang tidak diliput. Kedua, bagaimana
fakta ditulis. Aspek ini berhubungan dengan pemakaian kata, kalimat, dan gambar
untuk mendukung gagasan.
Pengertian Frames Menurut para ahli :
- Gamson dan Modigliani
Frame adalah cara bercerita atau gugusan ide-ide yang
terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana.
Berdasarkan
konsepnya, Gamson mendefinisikan framing dalam dua pendekatan yaitu,
- Pendekatan kultural dalam level kultural, frame pertama-tama dapat dimaknai sebagai batasan-batasan wacana serta elemen-elemen konstitutif yang tersebar dalam konstruksi wacana.
- Pendekatan psikologis dalam level individual, individu selalu bertindak atau mengambil keputusan secara sadar, rasional, dan intensional. Individu selalu menyertakan pengalaman hidup, wawasan sosial, dan kecenderungan psikologisnya dalam menginterpretasi pesan yang ia terima.
- Gitlin
Frame sebagai seleksi, penegasan, dan
eksklusi yang ketat. Ia menghubungkan konsep tersebut dengan proses memproduksi
berita.
Konsepsi framing dari para konstruksionis dalam
literatur sosiologi ini memperkuat asumsi mengenai proses kognitif
individual—penstrukturan representasi kognitif dan teori proses pengendalian
informasi—dalam psikologi.
- Entman
Melihat Framing dalam dua dimensi besar yaitu
seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek realitas. Kedua faktor
ini dapat lebih mempertajam framing berita melalui proses seleksi isu
yang layak ditampilkan dan penekanan isi beritanya. Perspektif wartawanlah yang
akan menentukan fakta yang dipilihnya, ditonjolkannya, dan dibuangnya. Di balik
semua itu, pengambilan keputusan mengenai sisi mana yang ditonjolkan tentu
melibatkan nilai dan ideologi para wartawan yang terlibat dalam proses produksi
sebuah berita. Framing memiliki impilkasi penting bagi komunikasi
politik. Sebab framing memainkan peran utama dalam mendesakkan kekuasaan
politik, dan frame dalam teks berita sungguh merupakan kekuasaan yang
tercetak—ia menunjukkan identitas para aktor atau interest yang
berkompetisi untuk mendominasi teks. Konsep framing menurut
Entman, secara konsisten menawarkan sebuah cara untuk mengungkap the power
of a communication text. Framing analysis dapat menjelaskan dengan cara
yang tepat pengaruh atas kesadaran manusia yang didesak oleh transfer informasi
dari sebuah lokasi, seperti pidato, ucapan/ungkapan, news report, atau
novel. Framing, scara esensial meliputi penseleksian dan penonjolan.
Membuat frame adalah menseleksi beberapa aspek dari suatu pemahaman
realitas, dan membuatnya lebih menonjol di dalam suatu teks yang
dikomunikasikan sedemikian rupa sehinggamempromosikan sebuah definisi
permasalahan yang khusus, interpretasi kausal, evaluasi moral, dana atau
merekomendasikan penanganannya.
- G.J. Aditjondro
Mendefinisikan framing sebagai metode
penyaajian realitas dimana kebenaran, tentang suatu kejadian, tidak diingkari
secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan sorotan
terhadap aspek-aspek tertentu saja, dengan menggunakan istilah-istilah yang
punya konotasi tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi
lainnya. Proses framing merupakan bagian tak terpisahkan dari proses
penyuntingan yang melibatkan semua pekerja di bagian keredaksian media cetak.
Proses framing menjadikan media massa sebagai arena dimana informasi
tentang masalah tertentu diperebutkan dalam suatu perang simbolik antara
berbagai pihak yang sama-sama menginginkan pandangannya didukung pembaca.
Pada umumnya, terdapat tiga tindakan yang biasa
dilakukan pekerja media massa, khususnya oleh komunikator massa, tatkala
melakukan konstruksi realitas politik yang berujung pada pembentukan makna atau
citra mengenai sebuah kekuatan politik, yaitu:
- Dalam hal pilihan kata (simbol) politik. Dalam komunikasi politik, para komunikator bertukar citra-citra atau makna-makna melelui lambang. Mereka saling menginterpretasikan pesan-pesan (simbol-simbol) politik yang diterimanya.
- Dalam melakukan pembingkaian (framing) peristiwa politik. Untuk kepentingan pemberitaan, komunikator massa seringkali hanya menyoroti hal-hal yang “penting” (mempunyai nilai berita) dari sebuah peristiwa politik. Ditambah pula dengan berbagai kepentingan, maka konstruksi realitas politik sangat ditentukan oleh siapa yang memiliki kepentingan (menarik keuntungan atau pihak mana yang diuntungkan) dengan berita tersebut.
- Menyediakan ruang atau waktu untuk sebuah peristiwa politik. Justru hanya jika media massa memberi tempat pada sebuah peristiwa politik, maka peristiwa akan memperoleh perhatian dari masyarakat. Semakin besar tempat yang diberikan semakin besar pula perhatian yang diberikan oleh khalayak. Pada konteks ini media massa memiliki fungsi agenda setter sebagaimana yang dikenal dengan teori Agenda Setting.
Referensi
link
http://duniailmukomunikasi.blogspot.com/2011/06/teori-analisis-framing-analisis-bingkai.html
0 komentar:
Posting Komentar